coneybiber.blogspot.com

Jumat, 10 Februari 2012

askep PHNEUMONIA


BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Adanya tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan perubahan yang terjadi di Indonesia.hal ini memerlukan adanya pengembangan ilmu keperawatan di masa yang akan datang. Pengembangan ilmu keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan. Inti dari asuhan keperawatan adalah bagaimana respon pelayanan dapat dengan cepat di respon oleh perawat dan harus ada keputusan segera tentang apa yang harus dilakukan terhadap klien.Asuhan keperawatan membantu perawat membuat rangkaian pengambilan keputusan tersebut dengan cara membuat prioritas masalah dengan di ikuti kemampuan untuk mengetahui dan memperhitungkan dampak positif dan dampak negatif atas setiap tindakan yang di lakukan.
Pada pasien Pneumonia yang berupakan bentuk ganguan sistem pernafasan pada manusia yang diakibatkan oleh masuknya bakteri ataupun virus, pneumonia ini banyak diderita oleh masyarakat saat ini. Pasien dengan pneumonia perlu adanya perawatan intensif untuk mencegah terjadinya komplikasi yang mungkin muncul.

  1. TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan makalah asuhan keperawatan pneumonia ini mahasiswa/i  di harapkan mampu memahami, mengerti mengenai hal-hal tentang pneumonia dan mahasiswa dapat menerapkan konsep dasar keperawatan  dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien khususnya pada pneumonia.


2.      Tujuan Khusus
Setelah menyelasaikan makalah ini , mahasiswa mampu asuhan keperawatan yaitu:
a.      Mengetahui penyebab, tanda dan gejala timbulnya pneumonia
b.      Mengetahui penatalaksanaan, pemeriksaan mengenai pneumonia
c.       Memahami dan mengerti  dalam mengkaji, membuat diagnosa keperawatan pada klien Pneumonia
d.      Melakukan evaluasi dari implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien Pneumonia

  1. MANFAAT

a.         Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan mengerti tentang pneumonia, tanda dan gejala, penyebab timbulnya pneumonia.
b.        Mahasiswa memahami dan mengerti dalam mengkaji , membuat diagnosa keperawatan pada klien Pneumonia
c.         Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dan implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien Pneumonia








BAB II
PEMBAHASAN
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA
A.     ANATOMI FISIOLOGI








Saluran pernafasan dimulai dari rongga hidung, pharynx, larynx, trakea. Setinggi angulus sterni ludovisi, trakea akan bercabang dua disebut sebagai bifurkasio trakea menjadi bronkus utama kanan dan kiri.
Bronkus utama kanan bercabang tiga menjadi:
1.      Bronkus lobus atas.
2.      Bronkus lobus tengah.
3.      Bronkus lobus bawah.




B.             DEFENISI
·         Pneumonia adalah suatu proses inflamasi dimana kompartemen alveolar terisi oleh eksudat.
(Hudak,1998 dalam asih dsn effendi,2004)
·         Pneumunia adalah suatu penyakit infeksi akut jaringan paru oleh mikro-organisme.yang disebab kan oleh bakteri.timbul secara primer dan sekunder.
(corwin.J.E 200)
·         Pneumonika adalah proses inflamasi parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh gens infeksius
(bruner dan suddarth,2003)


C.             ETIOLOGI
·           Virus influenza
·           Bakteri
·           bekteri positive gram
·           staphylococus aureus
·           psedomonas aeroginosa.

D.            TANDA DAN GEJALA
·         Demam dan menggigil akibat peradangan
·         Batuk yang sering produktif dan purulen
·         Sputum berwarna merah karat
·         Krekel bunyi paru bertambah
·         Rasa leleh akibat reaksi peradangan dan edema.
·         Biasanya sering terjadi respon subjektif dispnus.
·         Mungkin timbul tanda sianosis
·         Ventilasi berkurang akibat penimbunan mucu
·         Hemoptisis


E.             PATOFLOW

Virus,bakteri,jamur,dan aspirasi
Melalui system pernapasan masuk ke paru
PNEUMONIA
Pengaktivan sel imun
Menstimulasi mediator peradangan dan sel mast
           Pelepasan histamine,bradikardi dan prostaglandin            
Mengaktifkan jalur komplemen
Melemaskan otot polos vaskuler paru
Perpindah eskudat plasma kedlm ruang interstimun
                                                                                                   Edema antara
                                                                                                kapiler dan alveoli                                           Pembentukan
                                                                                                                                                                            Sputum
                                                                                     Meningkatakan jarak tempuh                                            
                                                                                        O2 dan CO2 untuk difusi                                       Batuk yang
                                                                                                                                                                             Purulen                                                                                Penurunan kecepatan difusi gas                                           
                                                                                                                                                               BERSIHAN JALAN
              Peningkatan ventilasi                              GANGGUAN PERTUKARAN                                NAFAS INEFEKTIF
                                                                                     GAS                                                                              
 Dispnea/takipnea
                              
       POLA NAFAS INEFEKTIF


F.              KOMPLIKASI
·         Empiema
·         Otitis media akut
·         Atelektosis
·         Mengik

G.            PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorim
·         Leokosis mencapai 15,000-40,000
·         Urine biasanya warna lebih tua
·         AGD atau tanpa referansi CO2
·         Kuman dapatdi biarkan dengan usapan tenggorokan dan darah
Pemeriksaan foto rontgen
·         Terdapat bercak-bercak infiltrasi pada satu atau beberapa lobus

H.            PENATALAKSANAAN MEDIS
·         Antibiotik, terutama untuk pneumonia bakterialis.mengurangi resiko infeksi bakteri sekunder
·         Istirahat
·         Hidrasi untuk membantu mengurangi sekresi
·         Tehnik bernapas dalam meningkatkan ventilasi alveolis dan mengurangi resiko atelektis
·         Juga diberikan obat lain yang spesifik untuk mikro-organisme yang diidentifikasi dari biakan sputum.
Untuk pneumonia community
·         Ampisil 100mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
·         Kloramfenikol 75mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk pneumonia hospital base
·         Sefotaksin 100mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
·         Amikasin 10-15mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian


ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PNEUMONIA
(TEORITIS)


1.             PENGKAJIAN
·         Aktifitas/Istirahat
Gejala : kelemahan,kelelahan,dan insomnia
Tanda : Letargi,penurunan toleransi terhadap aktivitas
·         Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya / GJK kronik
Tanda : Takikardi,penampilan kemerahan atau pucat
·         Integritas ego
Gejala : Banyaknya stressor,masalah financial
·         Makanan dan Cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan,mual,muntah.
Tanda : Distensi abdomen,hiperaktif bunyi usus,kulit kering,dengan turgor kulit buruk dan penampilan kakeksia
·         Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal
Tanda : Perubahan mental
·         Nyeri dan Kenyamanan
Gejala : Sakit kepala,nyeri dada,meningkatkan olek batuk,nyeri dada(influenza),mialgia,dan artralgia
Tanda : melindungi area yang sakit
·         Pernapasan
Gejala : Pernapasan dangkal,penggunaan obat,aksesoris,pelebaran nasal.
Tanda : Sputum,Fremitus,bunyi napas.
·         Keamanan
Gejala : Penggunaan steroid,ketidakmampuan umum demam,gangguan system imun.
Tanda : Berkeringat,gemetar,kemerahan pada kasus rubeola atau varisela.
·         Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Penggunaan alcohol kronis.
Pertimbangan  DRG menunhjukan rerata lam dirawat6-8 hari
Rencana pemulangan Bantuan dengan perawatan diri.oksigen mungkin diperlukan,bila ada kondisi pencetus


2.             DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.         Bersihan jalan napas inefektif berhubungan dengan inflamasi trakeabronkial.
b.         Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar kapiler
c.         Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
d.         Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
e.         Cemas  berhubungan dengan kurangnya informasi


3.             INTERVENSI DAN RASIONALISASI

a.         Bersihan jalan napas inefektif berhubungan dengan inflamasi trakeabronkial.
Kriteria hsil :
·       Secret dapat keluar
Intevensi
Rasionalisasi
Lakukan suction sesuai indikasi
Untuk mengeluarkan secret
Beri therapy oksigen setiap 6 jam
Umtuk memberikan bantuan pernapasan
Monitor analisa gas darah untruk mengkaji status pernapasan
Agar mengetahui kadar darah dalam tubuh
Kolaborasi dengan tim medis dlm pemberian cairan,eq: IV,oksigen hunidifikasi dan ruangan hunidifikasi
Untuk mengganti klehilangan termaksud secret

b.         Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar kapiler
 kriteria hasil :
·       Berpsrtisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksogensi

Intevensi
Rasionalisasi
Monitopr frekuensi,kedalaman benapas
Agar status kesehatan umum pasien
Observasi mental
Untuk menurunkan oksigen serebral
Awasi frekuensi jantung/irama
Dapat merespon terhadap hipoksemia
Siapkan untuk pemindahan ke unit perawatan kritis
Untuk membantu agar tidak terjadi kegagalan pernapasan
Kolaborasi demgam tim medis dalam pemberian
Untuk mempertahankan oksigen dalam tubuh

c.         Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Kriteria hasil :
·       Tanda-tanda vital sudah normal

Intervensi
Rasionalisasi
Berikan lingkungan yang tenang
Menurunkan sters dan rangsangan
Bantu klien untuk memiloih posisi yang nyaman untuk istirahat
Untuk membantu agar pasien lebih nyaman istirahat
Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan
Meminimalakan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai oksigen
Jelaskan pentingnya istirahat pada klien atau keluarga klien
Tirah baring dipertahankan selama fae akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic

d.         Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
Kriteria hasil :
·       Suhu tubuh normal    
Intervensi
Rasionalisasi
Kaji tanda vital pasien
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi serta dapat memberikan tindakan lanjut.
Berikan kompres hangat oada daerah aksila dan lipat paha
Membantu dalam mengeluarkan suhu tubuh
Gunakan pakaian yangtipis dan menyerap keringat
Untuk membantu proses penguapan
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik
Untuk menurunkan suhu panas tubuh


e.         Cemas  berhubungan dengan kurangnya informasi
Kriteria hasil :
·      Tidak cemas lagi
Intervensi
Rasionalisasi
Berikan penjelasan tntang penyakit tersebut
Supaya pasien dapat tenang
Anjurkan pasien untuk rileks
Agar klien tampak lebih bisa





BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Pneumonia adalah suatu proses inflamasi dimana kompartemen alveolar terisi oleh eksudat. Pneumonia ini biasanya disebabkan oleh bakterialis, seperti bakteri gram positif. Klien yang menderita pneumonia biasanya mengalami gejala-gejala, yaitu : Demam dan menggigil, batuk yang sering, sputum yang berwarna merah kerat, rasa lelah, timbul tanda-tanda sianosis, hemoptisis, batuk darah. Pneumonia bisa di atasi dengan cara menggunakan antibiotik, terutama jika pneumonia bakterialis, istirahat, Hidrasi untuk membantu mengencerkan sekresi, tekhnik-tekhnik bernapas dalam.
Dengan mengetahui hal-hal diatas, kami mengetahui bahwa bahayanya jika seseorang menderita pneumonia.  










DAFTAR PUSTAKA

Brunner, L.S & Suddart, D.S. (2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC
Carpenito, J.L (1999).Rencana Asuhan & dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC.
Corwin, J.E. (2001).Buku saku Patofisiologi.Jakarta: EGC.
Doenges, (2000).Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC.
Mansjoer, A. (2005). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 & jilid 2, Jakarta: FKUI.
Snell,S.R. (2006). Anatomi Klnik untuk mahasiswa Kedikteran.Jakarta: EGC.